Antara Wartawan dan Penjual Kayu Bakar Saling Berbagi - Malam baru mulai, kumandang azan baru saja terdengar bersamaan dengan datangnya seorang lelaki dengan penuh lelah. Ia lalu duduk di serambi masjid dan mencoba menenangkan diri sambil menatap ke langit-langit.
#1 Nenek Renta di Toko Kelontong
#2 Antara Wartawan dan Penjual Kayu Bakar Saling Berbagi
Dengan berusaha tenang ia memegangi perutnya yang keroncongan, rupanya lelaki tersebut sedang menahan lapar. Seharian dia bekerja di lapangan sebagai wartawan dan hari ini sungguh dia kecewa karena tidak berhasil menemui narasumbernya.
Waktu yang telah dijanjikan oleh narasumber tidak jadi ditepati. Sejak siang hari dia sudah mengejar narasumber tersebut. Mereka janji bertemu di sebuah kantor.
Beberapa saat sebelum waktu pertemuan itu berlangsung, tokoh penting itu mendadak membatalkan janji, ada acara mendadak katanya. Saat meratapi kegagalannya itulah ia melihat seorang kakek-kakek menghampiri sebuah ikatan kayu bakar.
Lalu ia mengambil topi dan duduk melepas lelah tak jauh dari tempat si wartawan tadi. Kerutan wajahnya yang hitam terbakar matahari seakan tampak makin mengerut karena kelelahan.
"Nak, mau membeli kayu bakar? Sejak tadi pagi kayu bakar saya ini tidak laku," kata si Kakek menawarkan kayu bakarnya.
"Maaf Pak, saya di rumah tidak menggunakan kayu bakar," jawab anak muda.
"Oh iya, nggak apa-apa. Kalau begitu permisi, Bapak duluan," ujar Kakek sambil mau mengangkat kayu bakarnya.
Sebelum Kakek itu pergi, anak muda yang berprofesi sebagai wartawan itu segera mengambil dompet.
Dilihatnya hanya ada uang Rp 10.000,- satu-satunya plus beberapa keping uang receh. Itulah hartanya yang tersisa untuk makan dan membeli bensin.
Namun semua itu dia abaikan dia berikan uang Rp 10.000,-nya kepada Kakek walau awalnya menolak tapi akhirnya dia menerimanya sambil menahan tangis haru.
Si Kakek berkata,
"Terima kasih sudah menolong Bapak. Semoga gusti Allah menggantinya dengan yang lebih besar. Alhamdulillah akhirnya saya bisa beli makan. Seharian saya belum makan Nak."
Ternyata secara tidak sadar, Kakek itu berucap sesuatu yang membuat si wartawan tadi kaget.
"Terima kasih ya Allah. Engkau telah memberiku rezeki, sehingga bisa berbagi." gumamnya.
Ia merasa bahagia bisa berbagi dengan orang lain. Setelah kejadian itu tiba-tiba ponselnya berbunyi, dilihatnya sebuah pesan dari kantor tempatnya bekerja.
Ia diberitahu kalau dia tidak perlu lagi mengejar si narasumber karena ada narasumber lain yang lebih kompeten yang siap diwawancara oleh seorang rekannya sesama wartawan.
Dan ia hanya diberi tugas meliput sebuah acara syukuran di salah satu hotel berbintang.
Akhirnya ia bisa menikmati makanan sepuasnya karena dipersilahkan oleh panitia acara untuk menikmati semua hidangan yang tersedia.
Tidak hanya itu, menjelang acara selesai ia juga mendapat doorprize dan beberapa buah bingkisan sebagai ucapan terima kasih dari pihak penyelenggara.
Download Buletin Antara Wartawan dan Penjual Kayu Bakar Saling Berbagi
(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal & Kisah Pengamalnya)
Gambar : pixabay.com
Comments