Antara Derma dan Bakhil - Ibu Salamah menerima pesan dari suaminya yang bekerja di luar negeri. Sang suami memberitahukan bahwa dia sudah mentransfer uang. Kontan saja pemberitahuan itu membuat Bu Salamah sumringah. Dengan semangat Bu Salamah bergegas menuju Bank.
Baca Juga :
#1 Nenek Renta di Toko Kelontong
#2 Antara Wartawan dan Penjual Kayu Bakar Saling Berbagi
Jarak rumah Bu Salamah dengan bank kurang lebih 1 jam perjalanan. Segera Bu Salamah berangkat naik bus.
"Assalamualaikum Bapak dan Ibu yang saya hormati..."
Tiba-tiba muncul seorang anak kecil berpakaian kumal di tengah-tengah penumpang bus yang sedang melaju. Dari pengakuannya ia adalah anak yatim yang memerlukan sedikit uang untuk sekedar membeli nasi.
Ia mengaku seharian belum makan. Ketika tiba di bangku Bu Salamah duduk, mata anak itu terbelalak senang dan bahagia. Didapatinya lembar uang 5000-an yang disodorkan oleh Bu Salamah.
"Alhamdulillah, suwun Bu, suwun Bu," ucapnya pelan. Ia begitu gembira dan berlalu menuju deret terakhir bangku bus.
"Oalah Bu, Bu, anak seperti itu kok dipercaya. Diberi uang lagi! Nanti malah ketagihan," cetus seorang wanita muda yang duduk di sebelah Bu Salamah.
Bu Salamah terkaget dan menoleh ke sumber suara, "Tak apa Mbak, kasihan kan? cuma 5.000, daripada nanti dia mencuri atau.."
Bu Salamah tak melanjutkan kata-katanya dan segera mengucap, "Astagfirullah"
"Saya malas Bu, memberi uang kepada anak-anak seperti itu. Mereka banyak bohongnya. Oh ya, Ibu mau ke mana?"
"Ke bank."
"BNI?"
"Ya."
"Berarti kita satu tujuan."
Setelah menyelesaikan urusan di bank. Bu Salamah dan perempuan tadi keluar.
Tidak seperti di dalam Bank, rasanya terik matahari menyengat kulit.
Mereka segera mencari angkot yang akan membawa mereka ke halte dimana bus biasa ngetem menunggu penumpang.
Tanpa mereka sangka, seorang lelaki tegap bergelang akar bahar di tangan kanannya dengan aroma menyengat minyak wangi Arab menepuk pundak mereka dan dengan ramah lelaki tersebut menawarkan tumpangan gratis sampai ke rumah.
Pada mulanya Bu Salamah menolak tawaran itu karena dia mencium gelagat yang tidak beres tetapi karena teman Bu Salamah bernama Indah mendesaknya, maka terpaksa dia pun turut serta.
Masuklah mereka berdua ke dalam mobil lelaki tersebut. Di dalam mobil sudah ada tiga lelaki lain. Mobil segera melaju.
Di tengah-tengah perjalanan, tidak henti-hentinya mereka merayu indah dan Bu Salamah.
"Sepertinya cincin dan kalung Mbak ini mahal ya? Boleh saya lihat," kata salah seorang dari mereka dan Indah pun menyerahkannya. Termasuk akhirnya indah memberikan tas yang berisi uang yang baru saja diambil dari bank.
Para lelaki itu telah mampu memperdaya Indah, sedangkan Bu Salamah seperti mendapatkan kekuatan untuk melawan pengaruh mantra mereka sehingga mereka pun akhirnya marah.
Bu Salamah tidak sudi menyerahkan satu perhiasan pun apalagi tas berisi uang yang baru saja diambilnya itu. Akhirnya mereka menghentikan mobil tersebut dan memaksa kedua perempuan itu turun.
Kemudian mobil itu pun tancap gas, sesaat setelah itu, sadarlah Indah kalau ternyata ia terkena gendam.
Indah menangis sejadi-jadinya dan menyesali kebodohannya. Bu Salamah kemudian menghiburnya.
Kemudian beliau langsung teringat akan kejadian tadi pagi. "Subhanallah.. jangan-jangan sedekah 5000 kepada anak yatim itu yang mengundang perlindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala atas diriku," ucap Bu Salamah penuh syukur.
(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal & Kisah Pengamalnya)
Gambar : pixabay.com
Comments