Bajak dan Kerbau untuk Si Petani - Di sebuah negeri hiduplah seorang petani bersama keluarganya. Mereka menetap di kerajaan yang besar dengan raja yang adil dan bijaksana. Beruntunglah siapa saja yang tinggal di sana, sebab tanahnya subur keadaannya pun aman dan sentosa. Semuanya hidup berdampingan tanpa pernah mengenal perang maupun bencana.
Setiap pagi sang petani selalu pergi ke sawah. Tak lupa membawa bajak dan kerbau peliharaannya. Walaupun sudah tua, namun bajak dan kerbau itu selalu setia menemaninya bekerja. Sisi-sisi kayu dan garuk bajak tampak sudah mengelupas. Begitupula kerbau yang sering tampak letih jika bekerja terlalu lama.
"Inilah hartaku yang paling berharga," gumam petani itu dalam hati, sembari melayangkan pandangannya ke arah bajak dan kerbaunya.
Tidak seperti biasanya, tiba-tiba ada serombongan pasukan yang datang menghampiri petani itu. Kemudian pemimpin pasukan tersebut mendekat padanya lalu berkata, "Berikan bajak dan kerbau mu kepada kami. Ini perintah raja!"
#1 Meninggalkan Dusta Akhirnya Diterima Kerja
#2 Dua Bocah Lugu Penjual Tisu
#3 Bajak dan Kerbau untuk Si Petani
#5 Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta
Suara pasukan itu terdengar begitu keras, mengagetkan petani yang tampak masih kebingungan. Petani itu lalu menjawab, "Untuk apa sang raja menginginkan bajak dan kerbau ku. Ini adalah hartaku yang paling berharga. Bagaimana aku bisa bekerja tanpa ini semua," petani Itu tampak mengiba, memohon agar diberikan kesempatan untuk tetap bekerja.
"Tolonglah kasihani anak dan istriku. Berilah kesempatan sampai besok. Aku akan membicarakannya dengan keluargaku," mendengar perkataan si petani tetap saja para pasukan tadi ingin merampas kerbau dan bajaknya.
"Kami hanya menjalankan perintah dari raja, terserah apa kau mau menjalankannya atau tidak. Namun ingatlah kekuasaannya sangat kuat. Petani semacam kau tidak akan mampu melawan perintahnya," akhirnya pasukan itu berbalik arah dan kembali ke istana.
Dii malam hari, petani pun menceritakan kejadian itu dengan keluarganya. Mereka tampak bingung dengan keadaan ini. Mereka bertanya-tanya, "Apakah baginda raja sudah mulai kehilangan kebijaksanaannya? Kenapa baginda justru merampas hak rakyatnya dengan mengambil bajak dan kerbau kita?"
Gundah dan resah melingkupi keluarga itu. Namun akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan memilih untuk menyerahkan kedua benda itu kepada raja.
Keesokan harinya, sang petani tampak pasrah bersama dengan bajak dan kerbaunya. Ia melangkah menuju istana. Petani itu ingin memberikan langsung hartanya yang paling berharga miliknya kepada raja.
Tibalah ia di halaman istana dan langsung ditemui oleh raja.
"Baginda, hamba hanya bisa pasrah meski hamba merasa sayang dengan bajak dan kerbau ini. Tapi hamba ingin membaktikan diri kepada Baginda. Silakan diterima pemberian ini."
Sang raja tersenyum sambil menepuk kedua tangannya. Lalu ia memanggil pengawal-pengawalnya,
"Buka selubung itu!"
Tiba-tiba terbukalah selubung di dekat taman. Ternyata di sana ada sebuah bajak yang baru dan kerbau yang gemuk. Kayu-kayu bajak Itu tampak kokoh dengan urat-urat kayu yang mengkilap. Begitu pula kerbaunya, hewan itu begitu gemuk dengan kedua kaki yang tegap.
Si petani tampak kebingungan. Sang raja mulai berbicara, "Sesungguhnya aku telah mengenal dirimu sejak lama dan aku tahu kau adalah petani yang rajin dan baik. Namun aku ingin mengujimu dengan hal ini. Ternyata kau benar-benar rakyat yang baik. Kau rela memberikan harta yang paling berharga untukku. Maka terimalah hadiah dariku. Kau layak menerimanya."
Petani itu pun bersyukur dan ia kembali pulang dengan hadiah yang sangat besar. Buah kebaikan dan baktinya pada sang raja.
Tidak ada satupun kebohongan yang ia wujudkan untuk menghadap sang raja. Berbekal sikap apa adanya sebagai rakyat yang jujur serta tidak takut untuk memasrahkan diri kepada rajanya.
Download Buletin Bajak dan Kerbau untuk Si Petani
(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal dan Kisah Pengamalnya)
Gambar : pixabay.com
Comments