Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta

Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta


Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta - "Pisang! pisang!" teriak lelaki penjual pisang. 


"Mengapa sudah malam begini masih ada saja tukang pisang yang keliling?" celetuk seorang pria bernama Dedi yang sedang mendapat jatah ronda.


"Kenapa bawa anak kecil segala?" tanya Eri tetangga Dedi.


"Kenapa keranjang pisangnya dipegangi anak itu?" tanya Marwan penuh selidik.


Akhirnya mereka bertiga mencoba menegurnya.


Baca Juga :

#1 Meninggalkan Dusta Akhirnya Diterima Kerja

#2 Dua Bocah Lugu Penjual Tisu

#3 Bajak dan Kerbau untuk Si Petani

#4 Jam Tangan Mewah

#5 Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta


"Wah malam-malam masih ada pisang ya Mang?" tanya Marwan.


"Iya Pak. Ada pisang Raja dan Ambon, masih segar dan masak di pohon Pak," sahut si tukang pisang.


"Ini anak Mamang?"tanya Dedi.


"Iya Pak. Anak saya yang kedua," sahutnya.


"Kok malam-malam ikut jualan? Apa tidak belajar?" tanya Eri penasaran.


"Sudah belajar tadi sore sebelum ngantar Bapak saya jualan Pak," jawab anak itu.


"Kok bapak malam-malam masih jualan, bawa anak lagi, apa tidak kasihan anak Bapak kan besok pagi pagi harus ke sekolah?" tanya Marwan.


"Bapak saya buta, jadi terpaksa harus diantar kalau mau jualan keliling Pak," sahut anak itu menjelaskan.


Dedi dan kedua temannya begitu kaget mendengar penjelasan seorang bocah ingusan yang begitu berbakti kepada orang tuanya yang sedang berusaha itu. 


Bagaimana tidak, seorang lelaki buta berjualan pisang sampai malam dan keliling kompleks ditemani anaknya yang masih kecil.


"Bapak sebenarnya kalau pagi mangkal di dekat pasar, selepas ashar keliling komplek untuk menjual sisa dagangannya Pak," timpal anak itu.


Mendengar perkataan si anak, Dedi dan teman-temannya semakin terharu. Karena terharu, mereka pun membeli pisang dengan melebihkan pembayaran dari harga yang ditawarkan. Tapi apa yang mereka lakukan rupanya mendapat tanggapan berbeda dari si tukang pisang,


"Ini kembaliannya Rp 1.000,-" tukas si tukang pisang.


"Sudah buat bapak dan anak bapak saja," ucap Dedi.


"Maaf Pak saya jualan bukan mengemis," sahutnya dia mengembalikan semua kelebihan uang mereka bertiga.


Si tukang pisang lalu permisi dan pergi bersama anaknya untuk menjajakan barang dagangannya sembari pulang menuju kampungnya.


Begitu luar biasa keikhlasan yang ditunjukkan oleh si penjual pisang dan anaknya yang masih kecil. Mereka berdua menjalani hidup tanpa beban meskipun hidupnya terlihat berat. 


Benar-benar keikhlasan akan membawa seseorang pada kekuatan-kekuatan yang mengalir yang tentu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Keikhlasan yang mampu membuat seseorang untuk berkata jujur dan apa adanya.


Download Buletin Anak Kecil dan Si Bapak yang Buta


(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal dan Kisah Pengamalnya)

Gambar : pixabay.com

Comments