Diselamatkan dari Tragedi Terowongan Mina - Pada tahun 1995 tepatnya setahun setelah tragedi terowongan Mina, Tonti bersama istri baru saja melontar jumroh. Selain melempar jumroh untuk dirinya sendiri, Tonti juga membatalkan (mengganti) melemparkan jumrah untuk walikota Yogyakarta, R. Widagdo.
Tiba-tiba terjadi kebakaran di terowongan Mina. Kontan saja ribuan jamaah haji yang berada di situ langsung panik dan berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Akibatnya ratusan jamaah terinjak-injak. Tonti sendiri mengaku, selama 15 menit kakinya tidak bisa menginjak tanah. Selain terpisah dari istri, rasa haus dan kelelahan nyaris membuatnya tidak sadarkan diri.
Untungnya tidak lama kemudian ada seorang wanita yang tidak dikenalnya memberikan air putih.
“Atas izin Allah, mungkin pemberian air itulah yang menyelamatkan nyawa saya ketika itu,” tuturnya.
Selain kejadian tersebut, masih ada kejadian lain yang membuat Tonti merasakan betul kebesaran dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Baca Juga :
#2 Diselamatkan dari Tragedi Terowongan Mina
#3 Memberi di Tanah Suci Mendapat Balasan di Tanah Air
Ketika berhaji pada
tahun 1993, sempat melihat kilat yang bentuknya panjang dan tidak beraturan.
Tiga tahun kemudian, di tempat dan jam yang sama, Tonti kembali melihat kejadian kilat yang serupa.
Selesai terjadinya kilat ia pun membayangkan, melihat kilat itu secara terbalik. Hasilnya ia melihat tulisan Lailahaillallah.
“Saya langsung teriak, Allahu Akbar dan sujud syukur,”
Beberapa orang yang ada di sekitar saya sempat bertanya,
“Ada apa?”
Setelah saya jelaskan, mereka pun langsung memuji kebesaran Allah.
Apa yang dialami oleh Tonti adalah bukti betapa sucinya tanah haram, tempat yang harus dihindarkan dari perbuatan tercela. Maka setiap orang yang pergi haji tidak boleh melakukan sesuatu yang melanggar agama.
Download Buletin Diselamatkan dari Tragedi Terowongan Mina
(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal dan Kisah Pengamalnya)
Gambar : pixabay.com/pexels
Comments