Filosofi Tukang Parkir

Filosofi Tukang Parkir

Berderet begitu banyak kendaraan di sepanjang parkiran Jl. Senopati 0 km di malam minggu. Orang-orang lalu lalang mencari spot akhir pekan dengan bergumul bersama teman sembari makan di angkringan atau sekedar menemani malam di alun-alun.

Tak terasa waktu berjalan jam demi jam. Sang pemilik tak jua segera mengambil kendaraan miliknya yang dititipkan. Mereka seperti melupakan atau mempercayakan kepada tukang parkir kendaraan yang mereka parkirkan.

Banyak yang tak mengacuhkan waktu padahal mereka juga memiliki keterbatasan waktu. Tukang parkir hanya bisa menunggu mereka pulang, mengambil kendaraan dan menunggu calon pemarkir lain datang dan menitipkan kendaraan.

Tukang parkir, pekerjaan serabutan yang selalu dibutuhkan dan sering dilakukan banyak orang di waktu senggang. Dibayar 1000 atau 2000 rupiah tak menjadi masalah.

Mereka sadar dan tahu arti dari sebuah kenikmatan, yaitu melihat kesempatan, menjaga barang titipan, mengembalikannya kepada pemilik kendaraan lalu mendapatkan imbalan.

Cobalah sejenak santai dengan semua yang kau miliki tanpa perlu berpikir berat. Jika sudah menjadi hakmu maka syukurilah. Jika tak menjadi hakmu lepaskanlah.

Apakah kau akan sedih? Tentu tidak. Karena kau sadar bahwa semua yang ada hanyalah sementara tanpa perlu berpura-pura seolah-olah ini nyata dan abadi selamanya.

"Dengan melihat tanpa memiliki aku pun sudah bahagia. Ku ucapkan syukur kepada-Nya karena-Nya semua tercipta. Sungguh luar biasa Tuhan Yang Maha Esa." Filosofi Tukang Parkir.

Comments