Susu Unta Mengalir di dalam Gua

Susu Unta Mengalir di dalam Gua


Susu Unta Mengalir di dalam Gua - Ada seorang ayah yang sangat bijak terhadap anak-anaknya, namanya Abdullah. Ia mempunyai tiga orang anak. Mereka hidup bahagia dan mempunyai beberapa unta yang selama ini bisa dijadikan sumber penghidupan sehari-hari.


Suatu hari ada tetangganya yang lebih membutuhkan uluran tangannya karena keluarga tersebut tidak mempunyai unta seperti keluarga mereka yang menjadi sumber penghasilan. Abdullah tersentuh hatinya melihat ketulusan dan kesalehan tetangganya itu. Akhirnya, Abdullah memberikan unta terbaiknya kepada tetangganya. Mulai saat itu kehidupan tetangganya dapat terbantu karena unta yang diberikan Abdullah benar-benar sangat melimpah susunya sehingga anak-anaknya pun dapat terpenuhi kebutuhannya.


Baca Juga :

#1 Kesabaran dan Kekuatan Doa Seorang Istri

#2 Sepotong Handuk Kusam

#3 Bunga Cempaka di Depan Masjid

#4 Garam dan Telaga

#5 Susu Unta Mengalir di Dalam Gua

#6 Majikan yang Baik Hati kepada Pembantunya

#7 Orang Buat yang Pandai Bersyukur


Pada suatu saat terjadi musim kemarau. Penduduk di kampung itu keluar rumah untuk mencari mata air, termasuk Abdullah dan anak-anaknya. 


Mereka berjalan menyusuri padang pasir dan mengamati tempat-tempat yang mungkin terdapat simpanan air. Akhirnya mereka menemukan tempat yang diyakini adanya sumber air, akan tetapi jauh di bawah gua maka turunlah Abdullah ke dalam gua yang gelap gulita dan jalannya berliku-liku. Sementara itu sang anak memanggil-manggil ayahnya.


Mulanya masih terdengar jawaban ayahnya saat dipanggil. Tapi lama kelamaan tidak ada jawaban lagi. Anak-anaknya masih tetap menunggu sampai lewat tengah malam dan terus memanggilnya. Tapi tidak terdengar lagi jawaban. Akhirnya mereka bertiga pulang dengan hati sedih karena merasa kehilangan ayahnya.


3 hari kemudian ketika anaknya mulai menghitung-hitung harta warisan peninggalan ayahnya. Mereka teringat pada unta yang pernah diberikan ayahnya kepada tetangganya. Mereka merasa bahwa unta terbaik itu dapat dijadikan andalan untuk sumber susunya. Akhirnya mereka sepakat meminta kembali unta tersebut dan menggantinya dengan anak unta yang harganya paling murah.


Mereka mendatangi tetangganya itu dan mengambil unta yang banyak susunya. Pemberian dari ayahnya lalu ditukar dengan anak unta yang harganya murah dan susunya sedikit.


Kepada anak-anak Abdullah, tetangga itu bertanya, "Mengapa pemberian ayahmu kalian minta kembali?"


"Itu adalah hak kami. Kami sebenarnya tidak setuju," kata salah satu anak Abdullah.


"Kami sangat menghormati orang tua kami," anak yang lain menambahkan.


"Lalu sekarang, di mana ayah kalian?" tanya tetangganya.


Setelah mendengarkan cerita dari ketiga anak itu, bahwa ayahnya telah hilang di sebuah gua. Maka tetangga tersebut segera berangkat untuk mencari Abdullah.


Setelah ditemukan tempatnya sesuai dengan arah yang ditunjukkan anak-anaknya. Tetangga Abdullah itupun turun dan masuk melewati lorong-lorong gua yang jauh berliku-liku dengan membawa obor api.


Tetangga itu menemukan Abdullah dalam keadaan buta matanya karena terkena benturan batu. Kemudian Abdullah dipapah keluar dari gua dan selamat sampai di atas.


Tetangga itu bertanya, "Bagaimana anda bisa bertahan hidup selama 2 minggu dalam gua yang gelap gulita dan tidak ada makanan sama sekali?"


Abdullah menjawab, "Setiap kali saya lapar, setiap 3 kali sehari tangan saya meraba-raba ke sekeliling tempat dimana saya duduk. Lalu saya mendapatkan genangan air. Kemudian saya minum ternyata air itu adalah air susu segar seperti baru saja diperah. Mungkin itu yang membuat saya bugar dan sehat. 


Saya tidak tahu dari mana datangnya susu itu karena tempat dimana saya duduk adalah bebatuan yang kering. Tetapi anehnya, sejak 3 hari yang lalu. Saya tidak lagi mendapatkan susu itu. Saya hanya mendapatkan air. Karena hanya minum air maka badan saya menjadi lemas dan tidak bertenaga lagi."


Tetangga itu pun menangkap hikmah penting dari apa yang telah dikisahkan oleh Abdullah. Dia pun akhirnya menceritakan apa yang telah dilakukan oleh anak-anak Abdullah atas unta pemberiannya dulu.


Sesampainya di rumah, Abdullah memarahi anak-anaknya.


"Mengapa kalian semua tidak mencari ayah? Kalian menganggap ayah sudah mati? Tetapi justru tetangga kita yang mencari dan menolong ayah."


Mereka bertiga pun menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Abdullah memaafkan kesalahan ketiga anaknya itu.


Tetapi Abdullah telah berketetapan hati bahwa separuh hartanya akan diberikan kepada tetangganya yang hatinya lebih baik daripada anaknya sendiri. Sedangkan setengahnya lagi diberikan kepada ketiga anaknya.


Adil bukan berarti memberikan pembagian secara merata. Abdullah sebagai orang tua tetap memberikan yang terbaik buat orang lain meski harus menyalahkan anaknya sendiri. 


Dia memberi pola ajaran kepada anak-anaknya bahwa apa yang sudah diberikan kepada orang lain tidak boleh diminta lagi.


Download Buletin Susu Unta Mengalir di dalam Gua


(Disadur dari buku Dahsyatnya 14 Amal & Kisah Pengamalnya)
Gambar : pixabay.com

Comments