Lusi
sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Hatinya sedang kalut setelah
mendengar ibunya sekarat. Melalui telepon, dokternya mengabarkan bahwa ibunya
mungkin akan “pergi” dalam beberapa jam lagi.
Untuk
mencapai kotanya, tidak ada penerbangan langsung. Lusi harus transit di satu
bandara dan pindah pesawat. Karena mengejar waktu, dipilihnya waktu transit
yang tersingkat. Sehingga Lusi hanya memiliki waktu setengah jam untuk transit.
Di
tengah ketergesa-gesaannya, Lusi malah mendapat cobaan lain. Karena cuaca yang
buruk, pesawatnya tidak dapat mendarat tepat waktu. Lusi pun mencoba tenang. Ia
mulai memperhatikan jam tangannya. Lima menit telah terlalu dari waktu
pendaratan, sepuluh menit berlalu…
Lusi
mulai menangis tersedu-sedu ketika menyadari bahwa ia tidak akan mungkin
mendarat tepat waktu. Lusi tidak mungkin bisa terbang dengan pesawat berikutnya
sesuai rencana. Betapa hancur hatinya karena tersadar ia tidak dapat mendampingi
ibunya di saat-saat terakhir.
Di
tengah kegundahan, seorang pramugari menyadari ada sesuatu yang tidak beres
dengan Lusi. Ia pun menghampiri dan menanyakan keadaan Lusi. Awalnya, Lusi
hanya dapat menangis. Pramugari pun dengan sabar duduk di sebelah Lusi. Lusi
menceritakan masalah yang sedang dihadapi. Pramugari itu menujukkan simpatinya
dan tidak lama kemudian menuju ke belakang pesawat.
Lima
menit kemudian, akhirnya Lusi berhasil mendarat. Begitu keluar dari pintu
pesawat, Lusi di jemput oleh salah satu petugas bandara dan setengah “menyeret”
Lusi. Lusi menjadi sangat bingung.
Selama
berlari-lari, petugas bandara itu berkata bahwa salah satu pramugari di pesawat
sebelumnya menghubungi petugas di darat dan menceritakan apa yang terjadi.
Petugas di darat pun berkoordinasi dengan awak pesawat penerbangan selanjutnya.
Singkat cerita, mereka memutuskan untuk menunda keberangkatan penerbangan
berikutnya selama sepuluh menit demi Lusi. Seluruh proses administrasi tiket
pun telah diurus. Lusi hanya perlu lari secepatnya menuju pesawat.
Hati
Lusi sangat tersentuh. Ia sangat terharu karena para awak pesawat mengambil
tindakan dengan cepat dan sangat berani.
(Disadur dari buku Wow Service is Care)
Comments